Minggu, 18 November 2012

MAU JADI YANG TERBAIK?


Pernahkah ada orang yang menghitung kekayaan dunia? Berapa nilainya? Oh, sesuatu yang mustahil kedengarannya. Karena kekayaan suatu negara saja belum bisa diperkiraan besarnya, apalagi seluruh dunia. Tetapi percayakah Anda? Ada satu perbuatan atau amalan yang bisa mengalahkan kekayaan dunia beserta isinya?

Ah, masa sih! Hanya dengan satu amalan bisa mengalahkan kekayaan dunia yang begitu banyak. Mustahil!

Mustahil itu kata bagi orang yang belum tahu. Bagi yang sudah tahu atau orang yang mengimani sabda Nabi shallallahu 'alahi wa sallam itu sama sekali tidaklah mustahil.

Apa buktinya kalau begitu? Apa amalan yang dimaksud?

Amalannya sangat sederhana, bahkan tidak memerlukan waktu yang lama dan tenaga yang berlebihan. Ya, cukup dengan beberapa menit saja, dia sudah mampu mengalahkan kekayaan dunia dan dia memperoleh pahala yang besar.

Apa itu?

Perhatikan perkataan di bawah ini:

"Dua rakaat sunnah Fajar (Shubuh) lebih baik dari dunia dan seisinya". (HR. Muslim).

Nah, sekarang Anda percaya-kan? Hanya dengan 2 rakaat, Anda bisa mendapatkan pahala yang lebih baik dari dunia dan seisinya.

Lalu kapan waktu mengerjakannya ya?

Di sebagian masyarakat ada yang meyakini, shalat sunnah ini dilaksanakan sebelum adzan Shubuh. Pendapat ini sangat keliru dan tidak berdalil sama sekali.

Shalat sunnah Fajar (Shubuh) adalah shalat yang ditunaikan setelah adzan Shubuh, bukan sebelum adzan. Sekali lagi bukan sebelum adzan Shubuh.

Shalat sunnah ini adalah shalat yang tidak pernah ditinggalkan nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, baik ketika menetap (muqim) atau sedang diperjalanan (musafir).

Berapa rakaat dan apa yang mesti dibaca?

Sesuai redaksi hadits di atas, jelaslah bahwa shalat sunnah tersebut sebanyak dua rakaat. Surat yang dibaca di setiap rakaat adalah sebagai berikut:
  • Rakaat pertama setelah membaca al Fatihah adalah membaca surat al Kafirun dan rakaat kedua dengan membaca surat al Ikhlas atau
  • Membaca surat al Baqarah ayat 136 di rakaat pertama dan membaca surat Ali Imran ayat 52 atau 64 di rakaat kedua. 
Lalu mana yang terbaik? Semua baik. Bagi seorang muslim boleh memilih di antara keduanya. Dan yang terbaik dalam mengikuti sunnah adalah dengan membacanya secara bergantian.Terkadang hari ini membaca surat yang ini, besok membaca yang itu. 

Bagaimana jika saya mau mengerjakan shalat ini tetapi shalat berjamaah telah dimulai. Mana yang terbaik, shalat sunnah dulu, mengingat begitu pentingnya shalat ini atau shalat Shubuh?

Jawabannya:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Apabila sudah iqamah tidak boleh mengerjakan shalat lain kecuali shalat fardhu." (HR. Muslim)

Artinya apa? Itu berarti yang wajib lebih utama ketimbang yang sunnah. Jadi shalat Shubuh berjamaah dahulu, baru laksanakan shalat sunnahnya.

Kapan waktunya?

Bisa dengan dua cara:

Pertama, setelah shalat Shubuh

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki shalat dua rakaat sesudah shalat Shubuh, lalu Nabi bersabda, "Shalat Shubuh hanya dua rakaat". Lelaki itu menukas, "Tadi aku tidak sempat melakukan dua rakaat sebelum shalat Shubuh, maka aku melakukannya sekarang." Rasulullah tidak berkomentar.(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Tidak berkomentar artinya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyetujuinya.

Kedua, setelah matahari terbit.

"Barangsiapa yang belum shalat dua rakaat sunnah Shubuh, hendaknya ia mengerjakannya setelah terbit matahari." (HR. at Tirmidzi, Ibnu Hibban, al Hakim, ad Daruquthni, dan al Baihaqi)

Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa Nabi pernah tertidur hingga tidak sempat melakukan shalat sunnah Shubuh, maka beliau mengqadhanya setelah matahari terbit. (HR. Ibnu Majah)

Bagaimana jika ada seorang yang tertidur pulas hingga matahari meninggi, apa yang harus dikerjakan, Shubuh atau sunnah Shubuh?

Kerjakan shalat Sunnah Shubuh (Fajar) dahulu, kemudian shalat Shubuh (yang wajib).

Berdasarkan sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah melakukan perjalanan hingga tertidur pulas. Lalu Nabi shalat sunnah Fajar dahulu, kemudian shalat Shubuh. Itu dilakukan setelah matahari meninggi. (HR. Muslim)

Ayo kita berlomba mengejar keutamaan ini. Berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Jangan tinggalkan shalat sunnah ini hingga ruh berpisah dari badan! Semoga Allah memberikan kemudahan.