Senin, 27 Oktober 2014

NIKMATNYA SUNGAI DI SURGA

Ketika kita membaca Al Qur'an sering kita mendapati ayat yang berbunyi jannaatin tajrii min tahtihal anhaar (surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai).

Bagaimana jenis dan sifat sungai-sungai di surga? Samakah dengan yang ada di dunia.

Ketahuilah di surga ada beberapa sungai yang indah dan elok yang tidak akan sama keindahan dan keelokannya seperti sungai-sungai di dunia, dan tidak sama pula seperti yang kita hayalkan.
Al Qur'an surat Muhammad ayat 15 berbicara tentang hal ini:

" (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai yang dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring......" 

Dari ayat tersebut di atas dapat disimpulkan jenis-jenis sungai surga:
1. Sungai-sungai dari air.
2. Sungai-sungai dari susu.
3. Sungai-sungai dari khamar (arak)

Semoga Allah memasukkan kita ke dalam surga-Nya sehingga kita dapat menikmati betapa nikmatnya sungai-sungai yang ada di surga.
__________________________
4 Muharram 1436H/27 Oktober 2014M/Pkl.22.27 WIB

Sabtu, 25 Oktober 2014

MANUSIA TERBAIK DAN TERBURUK

Siapakah manusia terbaik dan terburuk?

Jawabannya terdapat dalam surat Al Bayyinah ayat 6 dan 7.

Ayat ke-6 : "Sesungguhnya orang-orang  kafir dari ahlul kitab dan orang-orang musyrik, mereka berada di dalam neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya. Merekalah seburuk-buruknya makhluk".

Ayat ke-7 : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh merekalah sebaik-baiknya makhluk".

Dapatlah dipahami bahwa seburuk-buruknya makhluk adalah orang-orang kafir. Karenanya jangan kita merasa canggung di hadapan mereka dan merasa ta'jub terhadap kedudukan mereka. Ketauhilah siapa orangnya, apapun kedudukannya, sehebat apapun kepandaiannya, sekaya apapun orangnya, tetaplah mereka orang-orang kafir yang Allah katakan sendiri seburuk-buruknya makhluk dan tempatnya neraka Jahanam.

Sebaliknya jika ingin disebut sebaik-baiknya makhluk, maka ada dua hal yang perlu dikerjakan dan amalkan: PERTAMA: BERIMAN dan KEDUA: BERAMAL SHOLEH

Insya Allah kita akan mendapatkan surga Adn dan kekal di dalamnya, sebagaimana digambarkan dalam ayat ke-8. Aamiin yaa rabbal 'aalamiin.

_______________________________
2 Muharram 1436H/26 Oktober 2014M/Pkl.13.47 WIB

SATU NABI DIPEREBUTKAN 3 AGAMA

Allah mengutus para nabi dan rasul-Nya untuk memberikan petunjuk kepada hamba-hambaNya. Mereka diutus dari satu zaman ke zaman yang lain. Dalam riwayat disebutkan jumlah para Rasul sebanyak 314 orang sementara para nabi berjumlah 24.000 orang.

Diantara para nabi dan rasul ada seorang yang disebut dengan abul anbiya (bapaknya para Nabi). Siapa dia? Beliau adalah Nabiyullah Ibrahim 'alaihis salaam. Mengapa disebut dengan abul anbiya? Karena dari keturunannya-lah terlahir para rasul yang mulia yang diutus ke alam dunia yang fana ini.

Kita sebut saja Nabi Ismail 'alais salaam, Nabi Ishaq (dari Nabi Ishaq terlahir Nabi Ya'qub, dari Nabi Ya'qub terlahir Nabi Yusuf 'alaihis salaam. Sementara Nabi muhammad berasal dari keturunan Nabi Ismail 'alaihis salaam.

Nabi Ibrahim inilah yang diklaim oleh 3 agama, Yahudi, Nasrani, dan Islam. Mereka menganggap Ibrahim milik mereka. Dari ketiga kelompok tersebut hanya Islamlah yang berhak mengakui Nabi Ibrahim sebagai nabinya. Mengapa?

Di antara salah satu ajaran Nabi Ibrahim adalah menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Ini dilaksanakan umat Islam hingga pada saat ini. Sementara mereka tidak!

Disamping itu klaim kedua agama selain Islam hanya sekedar klaim, pengakuan belaka, tidak dengan perbuatan (kenyataan). Dan Allah sendiri secara tegas telah menyatakan:

" Bukanlah Ibrahim itu beragama Yahudi atau Nasrani tetapi dia adalah Muslim (beragama Islam)"

Nah, ayat di atas sangat jelas menyebutkan identitas Nabi Ibrahim, bukanlah Yahudi apalagi Nasrani. Beliau adalah muslim seperti nabi-nabi sebelum dan sesudahnya.

Nah! Jadi, siapa ya yang lebih berhak mengklaim Nabi Ibrahim?

__________________
2 Muharram 1436H/26 Oktober 2014M/Pkl.13.06 WIB

KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Setiap orang adalah pemimpin, baik pemimpin dalam rumah tangga maupun pemimpin dalam masyarakat atau sebuah negara.

Setiap pemimpin bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Hal ini ditandaskan Nabi yang mulia:

"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya".

Siapapun orangnya dia adalah pemimpin. Sang suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Sang isteripun demikian.

Seluruh jabatan yang ada dalam struktur organisasi dari mulai presiden, menteri, gubernur, walikota, bupati sampai ketua RT akan dipertanggungjawabkan di mahkamah Allah kelak.

Berapapun lamanya jabatan itu dijabat, apapun jabatan namanya yang dijabat oleh seseorang, kelak pasti akan ditanya oleh Sang Pencipta Allah Azza wa Jalla.

Jangankan 32 atau 10 tahun seseorang menjabat, 1 haripun, kepemimpinannya akan ditanya Allah kelak. Apakah ada keadilan di dalammya atau penuh kezhaliman dalam pelaksanaannya.

Mengingat beratnya tanggung jawab ini, Islam melarang seseorang untuk meminta jabatan. Bahkan Rasulullah menolak permintaan Al Abbas (paman beliau) untuk menjadi salah seorang 'pejabat' dalam kepemimpinan beliau. Karena menurut beliau jabatan itu penyesalan. Penyesalan di akhirat kelak. Disamping itu jabatan adalah amanat dari Allah.

Seorang yang telah terpilih menjadi pemimpin, jangan bangga, sombong dalam kepemimpinannya. Karena ketika Anda diangkat menjadi, maka hari itu catatan bagi kepemimpinan Anda mulai.

Sangatlah elegan sebelum, ketika, dan setelah Anda menjadi pemimpin, belajarlah selalu tentang kepemimpinan dari qudwah kita Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, para khulafa'ur rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali Radiyallahu 'anhum) dan kepemimpinan setelah beliau seperti khalifah Umar bin Abdul Aziz (cucu Umar bin Khattab).

Ingatlah wahai para pemimpin, jabatan adalah amanah dari Allah yang kelak akan ditanya. Jabatan adalah penyesalan kelak di Hari Kiamat. Maka berlaku adillah dalam memimpin, sejahterakanlah masyarakat atau rakyat Anda, kelak insya Allah Anda menjadi mulia di hadapan Allah.

_______________________
2 Muharram 1436H/26 Oktober 2014M/Pkl. 08.02 WIB


Jumat, 24 Oktober 2014

SIKAP MUSLIM DALAM MENGHADAPI MASALAH

Masalah atau problematika kehidupan adalah sebuah keniscayaan. Tidak ada seorangpun yang hidup di alam ini yang tanpa masalah. Apakah besar atau kecil itu sama saja yang penting...itulah yang dinamakan masalah.

Berat rasanya dalam menjalaninya. Sulit terasa dalam menghadapinya.

Sikap apakah yang harus ditempuh oleh seorang muslim?

Ingat al Qur'an dan As Sunnah telah berbicara tentang hal itu. Yang perlu diingat setiap ada kesulitan, pasti ada kemudahan! Coba kita lihat surat As Syarah atau Alam Nasyroh ayat yang ke-5 dan 6.

Fainna ma'al 'usri yusraa inna ma'al 'usri yusraa ( Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan).

Dalam ayat di atas Allah menggunakan kata " inna " yang bermakna sesungguhnya. Setiap ayat dalam Al Qur'an yang dimulai atau memakai kata ini, akan menjadi makna tersendiri atau lebih kuat dalam pernyataannya.

Yang kedua, kalau melihat teks ayat tersebut (dalam bahasa Arab), kata "al 'usr" menggunakan huruf alif dan lam, ini berarti tertentu atau telah dikenal (hanya satu kesulitan) saja, dalam "gramer Arab" ini dinamakan ma'rifat. Tetapi kata "yusr" tidak menggunakan kedua huruf tersebut. Ini bermakna banyak kemudahan (jalan keluar) yang bisa ditempuh bagi setiap kesulitan (masalah) yang dihadapi.

Setiap muslim akan selalu menghadapi masalah demi masalah. Tetapi janganlah kita takut dalam menghadapinya! Ya jangan takut! Karena Allah akan memberikan solusinya. Kuncinya hanya satu, TAKWA. Ya takwa kepada Allah!

Dalam surat At Thalaq ayat 2-5 menjadi penyemangat kita dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi. Mengapa demikian? Coba perhatikan!

1. Allah akan memberikan jalan keluar untuk problematika yang dihadapi (ayat ke-2).
2. Allah akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka (ayat ke-3).
3. Allah jadikan setiap urusannya mudah (ayat ke-4).
4. Allah akan menghapus kesalahannya dan memberikan balasan yang besar (ayat ke-5).

Bagaimana masih takut menghadapi masalah?

Ya, tentu tidak lagi, insya Allah. Karena Allah telah sangat gamblang dalam menjelaskannya. Semoga kita selalu menjadi hamba-hamba yang bertakwa kepada-Nya sehingga kesulitan yang kita hadapi akan selalu ada jalan keluarnya. Aamiin.

________________
1 Muharram 1436H/24 Oktober 2014M/Pkl. 21.46 WIB

RENUNGAN TAHUN BARU HIJRIYAH

Alhamdulillah kita telah masuk tahun baru hijriyyah, 1436 H. Apa makna dari semuanya? bertambahkah usia kita? Ya benar sekali! Kalau bertambah usia ya, itu sebuah keniscayaan. Namun pada hakikatnya akan semakin dekat dengan ajal kita. Kok bisa seperti itu?

Logikanya seperti ini! seandainya seseorang diberi umur 60 tahun dan ia memulai hidupnya di usia 0 tahun ditandai dengan terlahirnya ke alam dunia yang fana ini....... Tidakkah dengan bertambah usianya dari tahun ke tahun. Dari 0 tahun, 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 30 tahun hingga tahun yang ke-59 akan semakin mendekatkan ia kepada kematian? Tepat sekali! Itulah jawaban yang benar!

Bertambah umur itu hal yang biasa, namun jika bertambah amal demi amal setiap hari, minggu, bulan sampai tahun itulah yang seharusnya dilakukan. Itulah yang luar biasa! Itu harus dilakukan sesuai dengan kemampuan kita! Fattaqullaaha mas tatho'tum ! (bertakwalah kepada Allah semampu kalian !)

Seorang mu'min seharusnya memikirkan suatu kehidupan yang bersifat abadi, kekal, yang tidak ada batasnya, itulah kehidupan akhirat. Coba simak surat Al Hasyr : 18.

Pikirkanlah....pikirkanlah hal itu jangan sampai rugi di akhirat. Jangan sampai menyesal di kemudian hari, camkan itu!

Haruskah tahun baru ini dirayakan, seperti dzikir jama'i, mabit, atau yang lainnya seperti yang dilakukan oleh sebagian saudara-saudara kita? Kita katakan tidak untuk itu! Mengapa bukankah itu baik? Baik menurut siapa............ manusia atau Allah?

Seorang mu'min harus tunduk dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya terlebih lagi dalam urusan ibadah. Perbuatan-perbuatan seperti itu sama sekali tidak pernah diajarkan Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam.

Semoga Allah memudahkan kita dalam ibadah. Dan semoga Allah menjadikan hari-hari kita dengan penuh makna yakni dihiasi dengan amalan-amalan yang dapat menghasilkan pundi-pundi pahala di hadapan Allah subhaanahu wata'alaa sebagai bekal menghadap Sang Pencipta.

________________
1 Muharram 1436H/24 Oktober 2014M/Pkl. 21.00 WIB

Minggu, 19 Oktober 2014

PEMBAGIAN TAUHID

Para salafus shaleh membagi Tauhid menjadi tiga (3) bagian

1. Tauhid Rububiyyah: Allah adalah Sang Pencipta, Penguasa dan Pengatur alam semesta.

2. Tauhid Uluhiyyah: Allah adalah satu-satunya ilah yang wajib untuk diibadahi (disembah) oleh setiap hamba.

3. Tauhid Asma wassifat: Allah memiliki nama-nama yang baik lagi indah dan sifat-sifat yang mulia 

Ketiga bentuk Tauhid ini terwejawantahkan dalam surat pertama dalam Al Qur'an, yakni surat Al Fatihah. Mari kita lihat uraiannya:

Contoh Tauhid Rububiyyah terdapat dalam ayat ke-2 (al hamdulillaahi rabbil 'aalamiin) dan ke-4 (maaliki yaumiddiin), Tauhid Uluhiyyah terdapat pada ayat ke-5 (iyyaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin) sementara contoh Tauhid Asma wassifat terdapat pada ayat ke-3 (arrahmaanirrahiim) dari Ummul Kitab tersebut.

Semoga bermanfaat.
____________________
@yaumulitsnaiin/25 Julhijjah 1435H/20 Oktober 2014M/14.47WIB