Minggu, 20 Januari 2013

PENTINGNYA BELAJAR ILMU TAJWID


Mempelajari ilmu tajwid itu merupakan hal yang penting. Bagaimana bacaan Al Qur'an kita akan baik  jika kita tidak memahami ilmu tersebut. Allah subhanahu wa ta'ala telah memberikan pernyatan yang tegas dalam Al Qur'an:

"Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan." (QS. al Muzammil: 4)

Al Imam Ibnul jazari rahimahullah berkata:

Membaca Al Qur'an dengan tajwid hukumnya wajib, barangsiapa yang tidak memperbaiki bacaan Al Qur'an ia berdosa, karena dengan tajwidlah Allah menurunkan, dan demikian pula Al Qur'an itu sampai kepada kita.

Di dalam ilmu tajwid dibahas mengenai hal-hal penting di antaranya mengenai pengucapan huruf Hija'i yang berjumlah 29 huruf dari huruf Alif sampai dengan Ya. Itu dikenal dengan Makharijul Huruf (tempat keluarnya huruf). Satu huruf dengan huruf lainnya memiliki karakter sendiri-sendiri. Berbeda makhraj dan sifatnya. 

Ketika kita mengucapkan satu kata atau huruf dalam Al Qur'an, maka artinya pun akan berbeda. Sebagai contoh, kata 'asaa (yang memiliki makna pengharapan), jika huruf Sin-nya diganti Shad, maka akan  menjadi 'ashaa maknanya berbuat maksiat (kata kerja) atau tongkat (kata benda). 

Contoh lain, kata 'aalamiin memiliki makna beberapa alam (seperti alam manusia, malaikat, jin dan sebagainya), jika huruf yang pertama (huruf 'ain) diganti dengan huruf Hamzah menjadi aalamiin (artinya segala penyakit). Nah sungguh fatal sekali akibatnya, bukan!

Dalam ilmu tajwid juga dibahas tentang hukum mad (memanjangkan bacaan). Salah memanjang dan memendekkan huruf maka akan merubah arti atau maknanya. Lihatlah contoh berikut. 

Di dalam surat Al Kafirun ayat 2 disebutkan:
Iw ßç6ôãr& $tB tbrßç7÷ès? ÇËÈ                                                                                                                   

"Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah."

Huruf Lam dalam ayat tersebut harus dibaca panjang 4-5 harakat, dan ini dinamakan dengan Mad Jaiz Munfashil. Dan arti laa (panjang) di atas adalah tidak (menafikan). Jika huruf Lam itu  dibaca pendek (la), maka akan memiliki arti sungguh (menguatkan). Jadi arti ayat tersebut adalah:

"Sungguh aku akan menyembah apa yang kamu sembah".

Bagaimana dengan makna di atas? 

Bandingkan dengan ayat di atas dengan memanjangkan huruf lam-nya. Kalimat yang kedua (berwarna merah) sungguh sangat menyesatkan dan menjurus kepada kekafiran. Wal 'iyaadzu billaah.

Nah itu baru satu contoh, belum lagi jika kita salah dalam membaca ayat-ayat yang lainnya.

Karenanya belajar, belajar dan belajarlah ilmu Tajwid kepada ustadz yang mumpuni (yang ahli) dan bertalaqqi (bertemu langsung) dengan ustadz tersebut dalam proses belajar dan mengajarnya, sebagaimana Rasulullah langsung diajarkan oleh malaikat Jibril 'alaihi salaam.

___________________

Referensi:

1. Al Qur'an al Akrim Digital.
2. Abu Ya'la Kurnaedi, Lc, Nizar Sa'ad Jabal, Lc. M.Pd. Metode Asy-Syafi'i. Pustaka Imam Syafi'i. Januari 2012.

@Senin, 9/3/1434 H. Pkl. 21.28 WIB.