Jumat, 12 April 2013

BAHAYA BUANG AIR KECIL SEMBARANGAN


Seorang anak laki-laki berlari keluar kelas, lalu tiba-tiba dia kencing sambil berdiri dengan santainya. Ketika ditanya, "Sudah kebelet," kilahnya.

Peristiwa seperti ini kerap kali terjadi di kalangan anak-anak pra sekolah. Bahkan kitapun pernah menemukan orang dewasa dengan santainya kencing di pinggir jalan, di bawah pohon, di dekat tembok dan di beberapa tempat lainnya tanpa dinding penghalang.

BAK (Buang Air Kecil) dan BAB (Buang Air Besar) harus diajarkan anak sejak dini. Ini merupakan pelajaran penting untuk anak. Ketika sang anak meminta paksa untuk BAK dan BAK sembarangan, maka orang tua harus segera mengarahkan dengan cara mengajak langsung menuju WC atau kamar mandi dan diberi pengajaran, inilah tempat yang benar untuk BAK dan BAB. Jika diajarkan sejak dini, insya Allah akan tertanam di hati sang anak dan akan membawa hal yang positif di kemudian hari ketika dia besar kelak.

BAK dan BAB sembarangan sepintas memang tidak berbahaya bagi si pelakunya, namun ditilik dari sudut kesopanan, maka ini dianggap tidak sopan. Terlebih lagi jika dilihat dari sudut pandang agama Islam. Perbuatan ini (BAK sembarangan dan tidak istinja/membersihkan diri dari najis, lagi di tempat terbuka) ancaman cukup besar, bahkan salah satu azab yang didahulukan di alam kubur.

Ibnu Abbas radiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam melewati dua buah kuburan. Beliau lalu bersabda,"Dua orang penghuni kubur ini sedang disiksa. Keduanya disiksa lantaran perkara yang mereka anggap bukan dosa besar. Salah seorang di antara keduanya tidaklah bertabir ketika kencing. Sedangkan satunya lagi adalah orang yang suka mengadu domba."
(HR. Bukhari dalam al Wudhu (8), Muslim dalam ath Thaharah (111).

Subhaanallah, betapa besar ancaman dari Allah terhadap pelaku BAK sembarangan ini. Karenanya, hati-hatilah terhadap hal ini, tetaplah hidup bersih, tertib, serta tetaplah menjaga kesopanan dalam hal kebersihan diri, pakaian dari segala bentuk kotoran dan najis.

______________

Jakarta al Gharbiyyah, Ba'da Shalaatil Isyaa', Yaumus Sabt, 02/06/1434 H. Pkl. 18.40 WIB.