Sabtu, 10 November 2012

APA YANG HENDAK KAU CARI WAHAI SANG IMAM ?

SHALAT adalah ibadah agung. Ibadah yang pertama kali akan ditanya di Mahkamah Allah kelak. Namun ironisnya banyak orang yang melakukan ibadah yang satu ini, hanya dengan bermodalkan lihat, lihat, lalu ikut. Tidak dilandasi dengan ilmu dan amal.

Ini ibadah utama. Proses perintah ibadah-pun spesial. Kenapa dibilang spesial? Anda ingat peristiwa Isra dan Mi'raj? Peristiwa agung dipanggilnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ke hadapan Allah untuk menerima perintah-Nya berupa shalat lima waktu sehari semalam.

Shalat adalah Ibadah yang sudah sempurna diajarkan Nabi kepada ummatnya. Karenanya beliau mengatakan dalam sebuah sabdanya:

" Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat ". (HR. Muttafaq 'Alaih)

Artinya apa? Ini berarti tata cara mengenai shalat dari A sampai Z harus mengikuti contoh dari Nabi akhir zaman ini, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

Bukan dengan asal-asalan, apalagi dimodif sedemikian rupa. Na'udzu billahi min dzalik.

Kekurangan pahaman seseorang mengenai masalah shalat sering kali terjadi. Bukan hanya terjadi pada makmun dalam shalat jamaah, namun juga dialami oleh sang imam.

Ketidakpahaman ini pernah terjadi pada diri seseorang. Setelah melakukan shalat, Nabi menyuruh orang tersebut untuk shalat kembali, dengan mengatakan, " Shalatlah, sesungguhnya kamu belum shalat!" Hingga dia mengulang shalatnya sebanyak tiga kali. Nabi tetap mengatakan dengan kata-kata yang sama, " Shalatlah, sesungguhnya kamu belum shalat!"

Nabi mengatakan demikian bukan karena tidak ada alasan. Ternyata orang ini, ketika melaksanakan shalatnya tidak dengan thuma'ninah. Apa itu Thuma'ninah? Berhenti sejenak tanpa melakukan gerakan.


Thuma'ninah ini merupakan rukun shalat. Rukun artinya sesuatu yang apabila ditinggalkan, maka shalatnya menjadi tidak sah. Dimana sajakah posisi adanya thuma'ninah itu ?

Para ulama telah menyebutkan hal ini melalui kitab-kitab fiqh mereka. Posisi adanya thuma'ninah di antaranya ketika rukuk, bangun dari rukuk (i'tidal), sujud, dan duduk di antara dua sujud.

Namun kita temukan di beberapa masjid ketika pelaksanaan shalat berjamaah, terjadi kesalahan fatal yaitu sang Imam tidak thuma'ninah dalam shalatnya. Di mana ? Yakni hampir di semua posisi adanya thuma'ninah.Subhanallah.

Dan yang sering kita temukan saat rukuk dan sujud. Bagaimana cepatnya sang imam, padahal dalam rukuk dan sujud itu ada bacaannya masing-masing. Ketika rukuk kita membaca subhana rabbiyal adhim atau ditambahkan wabihamdihi sebanyak 3X. Ketika sujud membaca subhana rabbiyal a'la  atau ditambah dengan wabihamdihi dibaca sebanyak 3X. Kalau dibaca dengan tenang maka ini telah sempurna thuma'ninahnya. Apa yang dibaca sang Imam ? wallallu a'lam

Terlebih lagi sering kita temukan di beberapa masjid, ketiadaan thuma'ninah pada saat pelaksanaan shalat Tarawih. Bagaimana bisa shalat 20 rakaat + 3 rakaat Witir dikerjakan dalam waktu 20 menit ? Bahkan kurang dari itu.

Padahal kalau saja sang Imam tahu tentang hal ini, sungguh dia tidak akan pernah melakukannya. Karena konsekwensinya adalah SHALATNYA TIDAK DITERIMA DI SISI ALLAH TA'ALA. Anda mau wahai sang Imam ?