Sabtu, 15 Desember 2012

TIPS SHALAT KHUSYU'


Shalat adalah ibadah agung. Dia adalah amalan yang pertama kali dihisab nanti. Amalan yang perintahnya diterima langsung Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melalui perjalanan Isra dan Mi'raj beliau. 

Mengingat begitu agungnya ibadah ini, banyak orang berusaha untuk shalat dengan khusyu'. Khusyu' dalam shalat  adalah sebuah keniscayaan. Orang yang khusyu' dalam shalatnya adalah ciri-ciri orang yang beruntung.

Allah berfirman:


ôs% yxn=øùr& tbqãZÏB÷sßJø9$# ÇÊÈ   tûïÏ%©!$# öNèd Îû öNÍkÍEŸx|¹ tbqãèϱ»yz ÇËÈ  

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya." (QS. al Mukminun: 1-2).

Dalam permasalahan ini, ada banyak hadits yang memotivasi kita untuk khusyu' dalam shalat, di antaranya:

"Tidaklah seorang muslim didatangi oleh (waktu) shalat fardhu, kemudian dia memperbaiki wudhu untuk shalat fardhu itu, memperbaiki kekhusyu'an (di dalam)nya, dan memperbaiki ruku' (saat melaksanakan)nya, melainkan semua itu akan menjadi penebus bagi dosa-dosanya yang telah lalu, sepanjang dia tidak melakukan dosa besar; dan hal itu (penebus dosa) (berlaku) selama-lamanya." (HR. Muslim).

"Hal pertama yang kalian rasa hilang dari agama kalian adalah khusyu'. Dan hal terakhir yang kalian rasa hilang dari agama kalian adalah shalat. Sesungguhnya kalian benar-benar akan melepaskan pokok-pokok dalam agama Islam satu demi satu." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam mushannafnya, Hakim dalam Mustadraknya. Hakim menilainya shahih dan disepakati adz-Dzahabi).

Karenanya, banyak saudara-saudara kita yang telah mengikuti berbagai macam pelatihan, seminar, workshop tentang kiat menuju shalat yang khusyu'. Biayapun tentunya tidak sedikit yang dikeluarkan. Padahal para ulama telah memberikan sejumlah kiat-kiat agar shalat khusyu', di antaranya sebagai berikut:

1. Memahami apa yang dibaca. Shalat itu adalah amalan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Seluruh bacaan yang ada seoptimal mungkin bisa dipahami oleh orang yang shalat.

2.  Selalu harus merasa dalam keadaan muraqabatullah (pengawasan Allah). Allah adalah zat yang selalu mengawasi seluruh hamba-Nya di seluruh alam yang Dia ciptakan. Allah tidak pernah tidur dan mengantuk. Karena keduanya adalah sifat manusia. Seluruh ciptaannya berada dalam pengawasan-Nya. Ketika shalat hendaklah ditanamkan dalam diri seolah-olah kita melihat Allah. Jika tidak (memang tidak akan mungkin Allah dilihat di dunia ini) maka sesungguhnya Dia melihat kita. Jika ditanamkan sifat ini niscaya kita akan selalu berhati-hati dalam bertindak, karena jika salah sedikit saja Allah pasti mencatat.

3. Jadikan shalat yang sedang ditunaikan itu menjadi shalat yang terakhir bagi dirinya. Bayangkan seandainya ini menjadi suatu kenyataan, artinya besok seseorang akan menghadap Allah dan shalat yang sedang dikerjakan adalah shalat yang terakhir kalinya. Tentunya dia berusaha memahami dengan benar apa yang dia baca. Bandingkan dengan keadaan seorang yang telah diponis bahwa umurnya tinggal tersisa seminggu lagi (padahal membatasi usia seseorang adalah hanya milik Allah), apa yang akan dia kerjakan? Pasti dia akan menjalani sisa hidupnya dengan seefektif mungkin. Tidak ada waktu yang tersia-siakan. Seluruhnya bermanfaat. Mulai dari detik ke menit, dari menit ke jam dilalui dengan kehati-hatian dan dia  berusaha semaksimal mungkin menghiasinya dengan amalan shalih. Bukankah demikian? 

Itulah 3 tips atau kiat dalam rangka menuju shalat yang khusyu'. Semoga Allah menjadikan shalat-shalat yang akan kita tunaikan, baik yang fardhu maupun yang sunnah dapat kita jalankan dengan khusyu' sehingga akan mendapatkan pahala yang sempurna dari Allah ta'aalaa.
____________________________

Referensi:

1. Kajian Ahad pagi ust. Hamzah Abbas  tanggal 2 Shafar 1434 H di MT. asy-Syakirin  Cipondoh Tangerang.
2. Dr. Qasim bin Shalih al-Fahd. Menyingkap Makna Shalat.
3. Ali at-Thanthawi. Menuju Shalat Khusyu'.




@Ahad, 2 Shafar 1434 H. Pkl. 14.22 WIB.

ORANG YANG PELIT


Apa kira-kira pendapat Anda tentang orang yang bakhil atau pelit itu? Pasti jawaban Anda berbeda-beda. Ada yang mengatakan orang pelit adalah orang yang tidak suka memberi kepada orang lain. Orang pelit adalah orang yang tidak mau harta miliknya berkurang dengan sebab dibagikan kepada orang lain. Dan sebagainya.

Menurut kamus bahasa Indonesia pelit adalah orang yang tidak suka memberi sedekah. Tapi dalam terminologi hukum Islam, bakhil atau pelit adalah sebagai berikut:

"Orang yang pelit adalah orang yang ketika disebut namaku di sisinya, maka dia tidak bershalawat kepadaku." (HR. at-Tirmidzi. Lihat Shahih at-Tirmidzi 3/177).

Jadi, pengertian pelit di sini, jika nama Nabi Muhammad disebut di sisi seseorang, maka orang tersebut tidak mengucapkan shalawat kepada beliau. Inilah makna pelit atau bakhil yang dimaksud. 

Sebenarnya seberapa pentingkah shalawat itu sehingga seseorang bisa dijuluki si pelit jika nama Nabi yang mulia disebut, dia diam saja?

Shalawat adalah amalan shaleh dan termasuk dzikir yang diperintahkan. Mengucapkannya terhitung ibadah di sisi-Nya. Bahkan Allah telah memerintahkan kaum mukminin untuk bershalawat kepada Nabi.

Firman  Allah Azza wa Jalla:


¨bÎ) ©!$# ¼çmtGx6Í´¯»n=tBur tbq=|Áムn?tã ÄcÓÉ<¨Z9$# 4 $pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#q=|¹ Ïmøn=tã (#qßJÏk=yur $¸JŠÎ=ó¡n@ ÇÎÏÈ  

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. al Ahzab: 56).

Lalu bagaimana shalawat yang benar itu? Mengingat di masyarakat banyak sekali shalawat-shalawat yang bertebaran. Sebut saja shalawat Nariyah, Badriyah, dan sebagainya. Yang mana yang benar?

Dahulu para sahabat pernah bertanya bagaimana cara shalawat kepada beliau. Rasul lalu menjawab dengan membaca: Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad 
kamaa shallaita 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim, innaka hamiidun majiid. Allahumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa baarakta 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim innaka hamiidun majiid. (HR. Bukhari).

Diantara lafadz shalawat yang lain adalah seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam shahih mereka:

Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa azwaajihii wa dzurriyyaatihii, kamaa shallaita 'alaa aali Ibraahiim, wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa azwaajihii wa dzurriyyaatihii, kamaa baarakta 'alaa aali Ibraahiim innaka hamiidun majiid.


Nah, inilah di antara shalawat-shalawat yang diajarkan Nabi dan kita diperintahkan untuk membacanya, baik di dalam shalat, maupun di luar shalat. Dan membacanya akan mendapatkan pahala. Sedangkan jika kita mengamalkan shalawat nariyah, badriyah, dan yang lainnya, apalagi dibaca dalam shalat, maka bisa dipastikan shalat kita tidak sah dan tidak akan diterima Allah, sekaligus akan mendapatkan dosa di sisi-Nya. Wal 'iyaadzu billaah.

Bayangkan manusia sekaliber para sahabat saja bertanya bagaimana cara bershalawat yang benar, eh, justeru orang-orang sekarang yang keilmuannya sangat jauh dibandingkan para sahabat yang mulia, membuat-buat shalawat-shalawat yang baru.

Siapa yang lebih fasih bahasa Arabnya dibandingkan dengan Abu Bakar, Umar, Zaid dan sahabat lainnya, tetapi mereka tidak membuat shalawat yang baru seperti Bakriyyah, Umariyyah, Zaidiyyah dan sebagainya. Cukuplah shalawat-shalawat yang Nabi ajarkan, tidak dengan yang baru, yang dibuat-buat orang zaman sekarang.

Pahala bagi orang yang membaca shalawat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali." (HR. Muslim 1/288).

" Barangsiapa yang bershalawat kepadaku 1 kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali , menghapus dengannya 10 kesalahan, dan mengangkat dengannya 10 derajat." (HR. Ahmad, an-Nasai', Ibnu Hibban, dan al-Hakim, dia berkata: isnadnya shahih).

"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah dan para malaikatnya akan bershalawat kepadanya sebanyak 70 kali." (HR. Ahmad, dengan sanad hasan, mauquf).

Makna Allah akan bershalawat kepada orang yang bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menurut pendapat para ulama adalah Allah akan memberikan rahmat kepada hamba yang bershalawat kepada Nabi tersebut. Sedangkan shalawat para malaikat kepada seorang hamba yang bershalawat kepada Nabi adalah berupa permohonan ampun kepada Allah.

Kapan waktunya kita diperintahkan untuk bershalawat kepada Nabi?

Ada beberapa tempat diperintahkannya shalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, diantaranya:
  • Ketika duduk tahiyat dalam shalat.
  • Setelah mendengar adzan.
  • Ketika nama Nabi Muhammad shallallahu 'alihi wa sallam disebut.
  • Pada hari Jum'at.
Tidak ingin disebut pelit, bershalawatlah ketika nama Nabi disebut orang lain di hadapan kita! Kapanpun dan dimanapun (kecuali di tempat yang terlarang) kita, insya Allah shalawat-shalawat yang dibaca akan sampai kepada beliau.

"Janganlah kalian jadikan kuburku sebagai tempat perayaan dan bershalawatlah kepadaku, karena shalawat kalian akan sampai kepadaku dimanapun kalian berada." (HR. Abu Daud 2/218, Ahmad 2/367, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam shahih Abu Daud 2/383).

Orang yang banyak membaca shalawat, dialah manusia utama dan akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pada Hari Kiamat kelak.

"Sesungguhnya manusia utama pada Hari Kiamat, mereka yang banyak bershalawat kepadaku." (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
____________________

Referensi:

1. Sa'id bin Ali Wahf al-Qahthani. Hisnul Muslim.
2. Majalah al-Bayan. Huquuqun Nabiyyi shallallahu 'alaihi wa sallam bainal ijlaal wal ikhlaal.
3. Al Hafizh Abi Muhammad Syarafuddin 'Abdul Mu'min bin Khalaf ad-Dimyathi. Al Matjr Ar-Raabih.

Yaumul Ahad, 2 Shafar 1434 H. Pkl. 09.00 WIB.


TANGGAL KERAMAT?


Tanggal yang dianggap sakral oleh sebagian orang yang awam telah berlalu. Tanggal yang dimaksud adalah 12-12-2012. Banyak yang menganggap keramat, tanggal keberuntungan, namun ada juga yang menganggapnya tanggal sial. Bahkan ada yang memprediksi tanggal tersebut akan terjadi KIAMAT. 

Benarkah ini sakral dan adakah tanggal keberuntungan dan kesialan dalam Islam? 

Islam tidak mengenal hal yang seperti itu, karena seluruh tanggal, bulan dan tahun itu baik. Semua itu diciptakan Allah untuk kemaslahatan ummat. Kecuali ada hari dan bulan tertentu yang terbaik seperti apa yang dikhabarkan Allah dan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hari Jum'at, bulan Ramadhan, 4 bulan haram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), dan waktu-waktu terbaik untuk bermunajat kepada Allah seperti sepertiga akhir malam, antara adzan dan iqamah, ketika sedang turun hujan, ketika sedang berpuasa dan sebagainya.

Jika ada orang yang memprediksi tanggal tertentu akan terjadi sesuatu. Ingatlah itu hanyalah kebohongan belaka. Kedustaan yang besar. Karena sesuatu yang ghaib hanyalah milik Allah semata. Tidak ada yang mengetahui perbendaharaan yang ghaib kecuali hanya AL KHALIK, Allah Jallaa wa 'Alaa.

Allah berfirman:

"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)." (QS. al An'am: 59).


Bukti kedustaan mereka yang mengatakan akan terjadinya kiamat pada tanggal 12-12-2012 telah terbukti sudah. Bahkan sudah berlalu 4 hari yang lalu. Terjadikah kiamat? Sama sekali tidak. Namun, kalau yang dimaksud dengan kiamat shugra (kecil), itu pasti akan terjadi kepada siapapun. Tidak hanya terjadi di suatu waktu saja, namun di seluruh hari, tanggal, dan tahun. Karena setiap manusia akan mengalami kiamat ini, termasuk kita semua.Tidak lain, dialah kematian.

Tetaplah berusaha untuk selalu bersikap tenang. Tidak termakan isu yang menyesatkan. Imani terhadap apa yang telah dibawa oleh Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak percaya kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan tetaplah istiqamah dalam mengikuti sunnah Nabi. Insya Allah kita akan selamat dunia akhirat.


___________________________________
Yaumul Ahad, 2 Shafar 1434 H. Pkl. 07.33 WIB.



PENGEMIS


Pernahkah Anda mendengar pepatah ini: Sambil Menyelam Minum Air?

Ya, pepatah ini cukup terkenal di negeri kita. Kalau boleh mengartikan maknanya, mengerjakan sesuatu pekerjaan utama sambil mengiringinya dengan pekerjaan tambahan.


Agaknya pepatah ini cocok bagi seorang pengemis yang tiba-tiba datang ke rumah. Pagi ini, tampak  dari dalam rumah, seorang pengemis tua tiba-tiba memberi salam, sambil berucap assalaamu'alaikum..................Setelah dijawab salamnya dan kata-kata permohonan maaf untuk tidak memberi oleh salah seorang keluarga, sang pengemis ini-pun lalu pergi.

Apa yang dilakukan sang pengemis wanita ini sebelum dan sesudahnya? Ternyata tampak dari dalam, penulis melihat, sang pengemis ini memungut beberapa gelas air kemasan kosong yang ada di halaman rumah, lalu cepat-cepat disimpan di dalam wadah yang tertutup kain yang digendong dan selalu berada di samping tubuhnya.

Efektifkah pekerjaan sang pengemis ini? Tampaknya seperti itu. Di satu sisi, dia berprofesi sebagai pengemis, di sisi yang lain, dia juga sebagai pemulung. Subhanallah!

Dua pekerjaan dikerjakan dalam satu waktu. Sambil menyelam minum air.

Yang perlu dipahami bahwa pekerjaan mengemis ini tentunya memiliki motif tersendiri bagi para pelakunya. Ada yang mengemis karena memang keadaan yang mendesak dan tidak ada bantuan dari siapapun. Ada yang melakukannya karena ingin menambah penghasilan dan ingin memperbaiki keadaan di kampung atau desanya. Ada juga yang melakukannya karena ketiadaan pendidikan yang dimiliki. Dan ada juga yang melakukannya karena malas mencari pekerjaan.

Banyak kita temukan para pengemis yang datang ke rumah-rumah masyarakat, stasiun, terminal bis, perempatan jalan,  mereka berbadan tegap, masih muda, jalanpun masih kuat tentunya. Di antara mereka ada yang membawa bakul kecil, karung-karung beras atau kantung terigu. Ada yang hanya bermodalkan tongkat kayu. Dan ada juga yang memanfaatkan orang yang buta matanya untuk mengais rizki dengan cara menadahkan tangan kepada orang lain.

Keadaan seperti ini seharusnya lebih baik mereka menjadi petani, pedagang atau yang lainnya. Bahkan dia lebih baik menjadi seorang pemulung dengan cara mengais sampah-sampah bekas pakai, lalu dijual dan hasilnya dimakan untuk diri dan keluarganya.

Keadaan sebagian para pengemis yang ada di Jakarta, sebenarnya tidak seperti yang kita bayangkan dan kita lihat, tampak miskin, melarat, tidak memiliki rumah permanen. Ternyata di desanya mereka adalah orang-orang yang mampu. Bahkan pendapatan mereka bisa mencapai angka 6 juta / bulan. Subhanallah, bukan jumlah yang sedikit, bahkan bisa mengalahkan seorang karyawan pabrik di Jakarta, walaupun UMP (upah minimum provinsi)-nya dinaikkan.

Bagaimana sikap kita? Bijaklah dalam menyikapi para pengemis ini, berilah kepada mereka yang memang benar-benar sangat membutuhkan. Tidak kepada yang hanya berpura-pura menjadi pengemis. Jika tidak, maka kita sama saja dengan melegalkan profesi mereka. wallaahu a'lam.

_____________________

Yaumul Ahad, 2 Shafar 1434 H. Pkl. 06.21 WIB.

KEMATIAN YANG TIBA-TIBA


Belum tepat pukul 07.00 WIB pagi ini, penulis dikejutkan dengan khabar meninggalnya seorang kerabat dekat. Pasalnya, si mayit ini baru saja melangsungkan walimatul 'urs seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 24 Muharram 1434 Hiriyah atau bertepatan dengan 8 Desember 2012 Masehi. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.

Sebenarnya berita seperti ini bukanlah sesuatu yang mengagetkan kita! Mengapa? Karena kematian bisa datang kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja orangnya. Kematian akan datang dengan tiba-tiba. Merenggut dengan paksa tanpa melihat apakah kita seorang pejabat atau hanya rakyat biasa. Miskin atau kaya, tua atau muda, laki-laki atau perempuan, sehat atau sakit. Semua bisa saja terjadi. Bahkan seorang yang tengah bercanda ria dengan keluarganya, tiba-tiba datang kematiannya.

Allah berfirman:

"Tiap-tiap yang berjiwa akan mengalami kematian." (QS. Ali Imran: 185)

"Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya." (QS. an Nahl: 61).


Kematian adalah nasehat terbaik dan guru kehidupan. Sedikit saja kita lengah memikirkan kematian, maka kita akan kehilangan guru terbaik dalam kehidupan. Dan sesungguhnya manusia telah menentukan bagaimana akhir hidupnya. Pilihan itu ada pada bagaimana ia menjalani kehidupannya, sebagaimana ia menjalani hidupnya seperti itu pula kemungkinan besar ia menghadapi kematiannya. Karena dengan menjalani hidup berarti kita sedang menuju kematian kita.

Semoga dalam menjalani kehidupan ini, kita selalu bertuntunkan Al Qur'an dan As Sunnah dan tetap istiqomah dalam menjalankannya. Semoga kita diwafatkan dalam keadaan berkesudahan yang baik (husnul khatimah).


_______________________________________________
Jakarta, 1 Shafar 1434 H/15 Desember 2012 M. Pkl. 17.25 WIB.