Selasa, 04 November 2014

NASIHAT JIBRIL 'alaihis salaam

Suatu saat Jibril datang kepada Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam memberikan nasihat kepada nabi yang mulia. Inilah nasihatnya:

" Wahai Muhammad hiduplah sesuka hatimu, tetapi (ingat) engkau akan mati (meninggal). Cintailah orang yang engkau senangi, tetapi (ingat) engkau akan berpisah dengannya. Dan beramallah sesuka hatimu, niscaya engkau akan mendapatkan balasannya." (HR. Al Baihaqi)

Ada 3 nasihat yang disampaikan Jibril dalam hadits di atas, khususnya kepada Nabi Muhammad dan umumnya kepada umatnya termasuk para pembaca dan kita semua ini.

1.  Hidup sesuka hati tapi ingat suatu saat ajal akan menjemput kita.

Ingat, nasihat yang diberikan ini bukan berarti kita boleh hidup semau kita di alam dunia yang fana ini. Kalau kita tahu hidup di alam ini hanya sebentar maka kita tak akan berleha-leha/bersantai-santai saja. Sebenarnya kita hidup hanya untuk menunggu kematian. Kita semua adalah CAMAT (CALON MATI). Bagi mukmin dunia ini adalah penjara, sebagaimana Rasul katakan:

" Dunia adalah penjara bagi mukmin dan surga bagi orang kafir."

2. Senangi siapa saja yang kita sukai tapi ingat kita akan berpisah dengannya.  

Dalam kehidupan di alam dunia ini hanya ada 2 kemungkinan, kita dahulu yang meninggalkan orang-orang yang kita cintai atau sebaliknya. Karenanya perioritaskanlah cinta itu dengan benar. 

Urutan cinta yang benar adalah cinta kepada Allah, cinta kepada Rasul-Nya (Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam), dan jihad di jalan Allah. Setelah itu cinta kepada selain mereka. Entah itu cinta kepada orang tua, isteri, harta benda dan yang lainnya.  

3. Beramal sesuka hati, banyak sedikit atau sama sekali tidak mau beramal tapi semua amalan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.

Hidup di alam yang sebentar ini haruslah dihiasi dengan amal terutama adalah amalan-amalan yang wajib, apakah itu shalat, shoum/puasa, zakat, atau haji. Di samping itu diiringi dan ditambah juga dengan amalan-amalan sunnah seperti shalat-shalat rawatib (shalat yang mengiringi shalat wajib), tahajud, dhuha, witir, infaq, shadaqah, dan sebagainya. 

Tapi perlu diingat amalan-amalan tersebut tidak akan diterima oleh Allah kecuali harus memenuhi 2 syarat pokok:
  • Ikhlas karena Allah semata (bukan karena ingin pujian atau sanjungan dari selain Allah).
  • Mengikuti tuntunan dari Nabi Muhammad shallallallahu 'alaihi wasallam.
Semoga Allah memudahkan bagi kita dalam memahami nasihat Jibril ini dan dapat kita jadikan peringatan dalam kehidupan di alam yang fana ini.

___________________
Sumber:
1. Mukhtaar al Ahaadiits an Nabawiyyah hal: 4

@12 Muharram 1436 H/ 4 Nopember 2014 M/ Pkl. 20.45 WIB