Minggu, 02 Desember 2012

JANGAN REMEHKAN YANG KECIL!


Menyepelakan suatu perbuatan yang kecil terkadang menjadi kebiasaan watak manusia. Banyak perbuatan yang dianggap remeh tetapi besar dalam pandangan Allah. Menyepelekan suatu amal perbuatan bukanlah sikap seorang mukmin.

Banyak sekali amalan yang dianggap ringan (sepele) oleh orang, tetapi jangan dikira itu sepele pahalanya. Di antara amalan atau perbuatan tersebut adalah:

TERSENYUM

Orang tersenyum dianggap hal yang biasa tetapi dalam Islam, inilah jawabannya.

"Senyum-mu di hadapan saudaramu merupakan shadaqah." (HR. Bukhari).

"Janganlah kamu menghinakan sedikitpun dari yang ma'ruf, walaupun kamu harus menemui saudaramu dengan wajah yang berseri." (HR. Muslim).

MEMBUANG DURI ATAU PENGHALANG DARI JALAN

Penghalang yang ada di jalan umum bermacam-macam ragamnya, ada yang dengan unsur kesengajaan misalnya dengan cara menebar paku, batu/kerikil, potongan kayu, duri di jalan. Atau dengan unsur ketidaksengajaan misalnya duri yang terbawa angin, batu yang terlempar dengan sebab terlindas kendaraan bermotor dan sebagainya. Membuang penghalang dari jalan yang terlihat tampak sepele  karena tidak membutuhkan tenaga ekstra, ternyata pahalanya, jangan ditanya!

Lihat beberapa hadits di bawah ini:

"Iman itu memiliki 7o lebih atau 60 lebih cabang, yang tertinggi adalah ucapan Laa Ilaaha Illallaah (Tidak ada ilah yang wajib untuk diibadahi dengan haq kecuali Allah) dan yang terendah adalah menghilangkan penghalang dari jalan, serta malu merupakan cabang dari keimanan." (Muttafaq 'Alaih).

Jadi, menghilangkan penghalang dari jalan merupakan cabang dari keimanan sedangkan keimanan itu suatu yang sangat asasi bagi seseorang. Bukan yang sepele, kan!

AL HAYA (MALU)

Apa pandangan Islam tentang sifat malu. Perhatikan hadits berikut!

"Malu itu seluruhnya kebaikan." (HR. Muslim)

"Malu itu tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan." (Muttafaq 'Alaih)

"Malu itu merupakan cabang dari keimanan." (Muttafaq 'Alaih).

Menurut para ulama hakekat malu adalah akhlak yang bisa membangkitkan orang untuk meninggalkan sesuatu yang qabih (jelek). 

BERDZIKIR

Berdzikir adalah amalan yang tinggi nilainya di sisi Allah Azza wa Jalla, namun masih banyak orang belum  mengetahui sehingga menganggap enteng perkara ini. Misalnya ada orang yang langsung pergi setelah menunaikan shalat fardhu, padahal tidak memiliki kepentingan apa-apa di luar sana.

Kalau saja hamba Allah ini mengetahui keutamaan dzikir setelah shalat fardhu, maka dia tidak akan pergi berlalu begitu saja meninggalkan jamaah. Apa keutamaannya? Di antaranya:

"Barangsiapa yang membaca di belakang tiap-tiap shalat (fardhu), Tasbih 33x, Tahmid 33x, dan Takbir 33x dan disempurnakan dengan kalimat: laa ilaaha illallah wahdahuu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir. Diampuni dosanya walaupun sebanyak buih yang ada di lautan." (HR. Muslim).

Subhanallah, itu baru satu bentuk dzikir, lalu bagaimana dengan yang lain?

Secara spesifik, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallah memberikan penjelasan tentang keutamaan berdzikir.

"Maukah aku beritahukan kepada kalian sebaik-baiknya amal, mensucikan harta, mengangkat derajat, lebih baik dari berinfaq emas dan perak, dan lebih baik bagi kalian daripada bertemu musuh, kalian memukul leher-leher mereka dan mereka pun memukul leher-leher kalian (berjihad di jalan Allah)?" Mereka berkata, "Mau." Nabi bersabda, "Berdzikir kepada Allah" (HR. at-Tirmidzi. Berkata al Hakim Abu Abdullah: sanadnya shahih. 

Nah, bagaimana pendapat Anda? 

Begitu besarnya keutamaan dzikir itu sehingga tidak tanggung-tanggung Rasulullah menyebutkan 5 keutamaan sekaligus:
  • Sebaik-baik amal.
  • Dapat mensucikan harta benda.
  • Mengangkat derajat seseorang.
  • Lebih baik daripada berinfaq dengan emas dan perak.
  • Lebih baik dari jihad di jalan Allah.
Karenanya, mulailah berdzikir kepada Allah, karena cukup mudah untuk diucapkan. Hanya dengan bermodalkan lidah yang diberikan Allah kepada kita serta jari jemari (yang kanan) untuk menghitungnya.

"Perumpamaan orang berdzikir dengan yang tidak, seperti orang yang hidup dan yang mati." (HR. Bukhari).

"Perumpamaan rumah yang disebut nama Allah di dalamnya, dan rumah yang tidak disebut nama Allah di dalamnya, seperti yang hidup dan yang mati." (HR. Muslim) 


Jadi sungguh rugi orang tidak berdzikir kepada Allah.

Dalam beberapa riwayat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang penamaan terhadapa dzikir tertentu, di antaranya sebagai berikut:

a.   Se-afdhal-afdhalnya dzikir (bacaan Laa ilaaha illallah).
b.   Simpanan dari simpanan-simpanan surga (bacaan laa haula walaa quwwata illaa billah).
c.   Ditanamkan pohon kurma di surga (bacaan subhanallah wabihamdihi).
d.  Tanaman surga (bacaan Subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallah, allahu akbar). 

Berdzikirlah dari sekarang dan berbanggalah wahai orang-orang yang banyak berdzikir karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut kalian dengan Mufarriduun (orang yang mengesakan Allah dengan cara mengingat Allah dan mentauhidkan-Nya).

Itulah beberapa perbuatan yang dianggap sepele oleh sebagian saudara kita yang muslim, namun ternyata tidak sama anggapan ini dihadapan Sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla.