Sabtu, 15 Desember 2012

ORANG YANG PELIT


Apa kira-kira pendapat Anda tentang orang yang bakhil atau pelit itu? Pasti jawaban Anda berbeda-beda. Ada yang mengatakan orang pelit adalah orang yang tidak suka memberi kepada orang lain. Orang pelit adalah orang yang tidak mau harta miliknya berkurang dengan sebab dibagikan kepada orang lain. Dan sebagainya.

Menurut kamus bahasa Indonesia pelit adalah orang yang tidak suka memberi sedekah. Tapi dalam terminologi hukum Islam, bakhil atau pelit adalah sebagai berikut:

"Orang yang pelit adalah orang yang ketika disebut namaku di sisinya, maka dia tidak bershalawat kepadaku." (HR. at-Tirmidzi. Lihat Shahih at-Tirmidzi 3/177).

Jadi, pengertian pelit di sini, jika nama Nabi Muhammad disebut di sisi seseorang, maka orang tersebut tidak mengucapkan shalawat kepada beliau. Inilah makna pelit atau bakhil yang dimaksud. 

Sebenarnya seberapa pentingkah shalawat itu sehingga seseorang bisa dijuluki si pelit jika nama Nabi yang mulia disebut, dia diam saja?

Shalawat adalah amalan shaleh dan termasuk dzikir yang diperintahkan. Mengucapkannya terhitung ibadah di sisi-Nya. Bahkan Allah telah memerintahkan kaum mukminin untuk bershalawat kepada Nabi.

Firman  Allah Azza wa Jalla:


¨bÎ) ©!$# ¼çmtGx6Í´¯»n=tBur tbq=|Áムn?tã ÄcÓÉ<¨Z9$# 4 $pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#q=|¹ Ïmøn=tã (#qßJÏk=yur $¸JŠÎ=ó¡n@ ÇÎÏÈ  

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. al Ahzab: 56).

Lalu bagaimana shalawat yang benar itu? Mengingat di masyarakat banyak sekali shalawat-shalawat yang bertebaran. Sebut saja shalawat Nariyah, Badriyah, dan sebagainya. Yang mana yang benar?

Dahulu para sahabat pernah bertanya bagaimana cara shalawat kepada beliau. Rasul lalu menjawab dengan membaca: Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad 
kamaa shallaita 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim, innaka hamiidun majiid. Allahumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa baarakta 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim innaka hamiidun majiid. (HR. Bukhari).

Diantara lafadz shalawat yang lain adalah seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam shahih mereka:

Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa azwaajihii wa dzurriyyaatihii, kamaa shallaita 'alaa aali Ibraahiim, wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa azwaajihii wa dzurriyyaatihii, kamaa baarakta 'alaa aali Ibraahiim innaka hamiidun majiid.


Nah, inilah di antara shalawat-shalawat yang diajarkan Nabi dan kita diperintahkan untuk membacanya, baik di dalam shalat, maupun di luar shalat. Dan membacanya akan mendapatkan pahala. Sedangkan jika kita mengamalkan shalawat nariyah, badriyah, dan yang lainnya, apalagi dibaca dalam shalat, maka bisa dipastikan shalat kita tidak sah dan tidak akan diterima Allah, sekaligus akan mendapatkan dosa di sisi-Nya. Wal 'iyaadzu billaah.

Bayangkan manusia sekaliber para sahabat saja bertanya bagaimana cara bershalawat yang benar, eh, justeru orang-orang sekarang yang keilmuannya sangat jauh dibandingkan para sahabat yang mulia, membuat-buat shalawat-shalawat yang baru.

Siapa yang lebih fasih bahasa Arabnya dibandingkan dengan Abu Bakar, Umar, Zaid dan sahabat lainnya, tetapi mereka tidak membuat shalawat yang baru seperti Bakriyyah, Umariyyah, Zaidiyyah dan sebagainya. Cukuplah shalawat-shalawat yang Nabi ajarkan, tidak dengan yang baru, yang dibuat-buat orang zaman sekarang.

Pahala bagi orang yang membaca shalawat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali." (HR. Muslim 1/288).

" Barangsiapa yang bershalawat kepadaku 1 kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali , menghapus dengannya 10 kesalahan, dan mengangkat dengannya 10 derajat." (HR. Ahmad, an-Nasai', Ibnu Hibban, dan al-Hakim, dia berkata: isnadnya shahih).

"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah dan para malaikatnya akan bershalawat kepadanya sebanyak 70 kali." (HR. Ahmad, dengan sanad hasan, mauquf).

Makna Allah akan bershalawat kepada orang yang bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menurut pendapat para ulama adalah Allah akan memberikan rahmat kepada hamba yang bershalawat kepada Nabi tersebut. Sedangkan shalawat para malaikat kepada seorang hamba yang bershalawat kepada Nabi adalah berupa permohonan ampun kepada Allah.

Kapan waktunya kita diperintahkan untuk bershalawat kepada Nabi?

Ada beberapa tempat diperintahkannya shalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, diantaranya:
  • Ketika duduk tahiyat dalam shalat.
  • Setelah mendengar adzan.
  • Ketika nama Nabi Muhammad shallallahu 'alihi wa sallam disebut.
  • Pada hari Jum'at.
Tidak ingin disebut pelit, bershalawatlah ketika nama Nabi disebut orang lain di hadapan kita! Kapanpun dan dimanapun (kecuali di tempat yang terlarang) kita, insya Allah shalawat-shalawat yang dibaca akan sampai kepada beliau.

"Janganlah kalian jadikan kuburku sebagai tempat perayaan dan bershalawatlah kepadaku, karena shalawat kalian akan sampai kepadaku dimanapun kalian berada." (HR. Abu Daud 2/218, Ahmad 2/367, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam shahih Abu Daud 2/383).

Orang yang banyak membaca shalawat, dialah manusia utama dan akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pada Hari Kiamat kelak.

"Sesungguhnya manusia utama pada Hari Kiamat, mereka yang banyak bershalawat kepadaku." (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
____________________

Referensi:

1. Sa'id bin Ali Wahf al-Qahthani. Hisnul Muslim.
2. Majalah al-Bayan. Huquuqun Nabiyyi shallallahu 'alaihi wa sallam bainal ijlaal wal ikhlaal.
3. Al Hafizh Abi Muhammad Syarafuddin 'Abdul Mu'min bin Khalaf ad-Dimyathi. Al Matjr Ar-Raabih.

Yaumul Ahad, 2 Shafar 1434 H. Pkl. 09.00 WIB.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar